11 Penyidik Dikirim Selidiki Korupsi Jembatan Kutai

Written By Admin on Kamis, 01 Desember 2011 | 12.55

TEMPO.CO, Jakarta:--Polisi mencurigai adanya korupsi dalam pembangunan dan perbaikan Jembatan Mahakam II di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Itulah sebabnya, sebagian besar tim yang dikirim Markas Besar Kepolisian RI ke Kutai adalah tim dari Direktorat Tindak Pidana Korupsi.

"Penyidik berasal dari pidana korupsi, karena ini menyangkut proyek. Apakah ada masalah korupsi atau tidak dalam pembangunan jembatan, akan diserahkan kepada tim yang berpengalaman menangani korupsi," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution di Jakarta, Rabu 30 November 2011.



Sebanyak 11 orang penyidik dari Badan Reserse Kriminal Mabes Polri diterjunkan. Selain itu, ada enam petugas Pusat Laboratorium Forensik dan lima petugas Disaster Victim Identification (DVI). Penyidik Tipikor akan meneliti anggaran hingga realisasi proyek. Polisi sudah memeriksa 11 orang saksi, terdiri atas saksi mata, buruh yang bekerja, masyarakat, dan polisi yang berjaga sebelum jembatan runtuh.

Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia M. Said Didu menyatakan tim investigasi harus memeriksa penyebab ambruknya jembatan. Pemeriksaan meliputi desain perencanaan, konstruksi, dan pemeliharaan jembatan. Beban penggantung atau penyangga juga perlu diperiksa secara rutin.

Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto menegaskan, proses pembangunan jembatan, dari perencanaan sampai pengerjaan pembangunan, sudah dilaksanakan sesuai dengan prosedur. Perancangan dan perencanaan proyek dikerjakan oleh PT Perencana Jaya. Sedangkan pembangunan jembatan dilakukan oleh PT Hutama Karya (Persero). Semua spesifikasi material yang digunakan sudah bagus.

Jembatan juga pernah diuji coba dengan memarkir kendaraan besar hingga memenuhi jembatan. Hasilnya, jembatan itu dinyatakan siap dan kuat. Bahkan jembatan juga diuji lembaga dari Virtual Circuit Identifier (VCI).

Djoko menyatakan ambruknya jembatan adalah akibat lepasnya penyambung kabel gantung dengan kabel utama. Namun dia menolak menjelaskan penyebab lepasnya kabel gantung tersebut. "Itu urusan polisi yang sekarang melakukan investigasi," ujarnya.

Untuk mengantisipasi kasus sejenis, Kementerian akan membentuk Komisi Keselamatan Jembatan Panjang untuk mengecek semua jembatan di Indonesia. Di antaranya jembatan yang menghubungkan Surabaya dan Madura, Suramadu, misalnya. "Banyak baut yang hilang, kami akan memastikan keamanannya," kata Djoko saat dijumpai di Manado kemarin.

Hingga kemarin jumlah korban tewas bertambah menjadi 19 orang. Sebanyak 21 orang lainnya masih dilaporkan hilang. Korban bernama Budi Yulianto, 35 tahun, warga Kecamatan Loa Kulu.

Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya Daryatmo mengatakan, berdasarkan hasil pemindaian, terdapat tujuh bangkai kendaraan roda empat yang tenggelam di dasar sungai. "Ukurannya besar, mungkin tak bisa keluar dari rangka jembatan. Kami menduga itu sejenis bus," katanya kemarin.

Menurut Saud, polisi masih terus mencari korban hilang. Luas dan dalamnya sungai Mahakam serta keruhnya air menyulitkan pencarian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar